feels good

Indonesia Kekurangan Sarjana Teknik

Surabaya - Tahun ini kemendikbud akan membuka 2 institut teknik di Sumatera dan Balikpapan untuk mencetak sarjana teknik. Ini mendukung industrialisasi serta pembangunan infrastruktur. Sebab di Indonesia, lulusan sarjana teknik masih kurang.

"Studi di negara lain, kebutuhan insinyur sangat dibutuhkan. Misalnya untuk membangun jembatan, yang jelas membutuhkan sarjana teknik," kata Mendikbud M Nuh kepada wartawan di sela acara Lomba Cipta Elektroteknik Nasional (LCEN) 2012 di BG Jungtion Surabaya, Jumat (18/5/2012).

Ia menerangkan, saat ini ada 11 persen sarjana teknik di seluruh Indonesia. Kebutuhan sarjana teknik di Indonesia, minimal 20 persen.

"Kami targetkan 2015, dari 11 persen menjadi 15 persen. Penambahan 4 persen itu tidak mudah untuk jurusan tekni. Dibalik itu ada tantangan luar biasa," ujarnya.

Dengan adanya tambahan lulusan sarjana teknik itu, M Nuh menantang ITS Surabaya, untuk menambah lulusan sarjana teknik-nya dari 4 ribu menjadi 5 ribu sarjana teknik.

"Saya tantang ITS berani tambah berapa. Misalnya 4 ribu setahun, berani tidak untuk menambah. Kemendikbud akan memberikan dukungan," kata M Nuh yang juga dihadapan rektorat ITS di BG Junction Surabaya.

Selain itu, juga diperlukan tambahan universitas, institut atau poli teknik. "Kita melakukan penambahan seperti universitas, institut, politeknik ata apa saja penambahan baru. Karena ITS tidak bisa menaikan (sarjana teknik) sebebas-bebasnya," katanya.

Mantan Rektor ITS ini menegaskan, penambahan sarjana teknik bukan berarti meremehkan sarjana di bidang lainnya. Apalagi Indonesia adalah negara agraria. Kemendikbud juga membutuhkan sarjana di bidang keilmuan maupun pertanian, ekonomi, agama dan sosial politik.

"Bukannya kita tidak membutuhkan sarjana di bidang lainnya seperti science, agriculture. Yang science dari 3 persen menjadi 7 persen, agriculture 3,5 persen menjadi 10 persen," tuturnya.

Saat ditanya lebih lanjut, apakah ada penambahan perguruan tinggi di bidang science maupun agriculture, kata M Nuh, melihat ekspansi kapasitasnya.

"Penambahan atau tidak tergantung dari, bisa tidak dicukupi melalui ekspansi kapasitas tadi. Kalau perguruan tinggi yang sekarang ada bidang agriculture dengan ekspansinya dia cukup, maka tidak harus menambah baru," terangnya.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA mengatakan, untuk mendukung target sarjana teknik menjadi 20 persen, ITS siap meningkatkan lulusannya dari 4 ribu menjadi 5 ribu sarjana teknik. Selain itu, juga akan melakukan penambahan jam mengajar para dosen serta diperlukan peralatan praktikum.

"Kendala mencetak sarjana teknik saat ini adalaha peralatan praktikumnya. Sekarang saja antriannya panjang. Kalau memang menajdi 20-25 persen, ya perlu penambahan peralatan," katanya.

Triyogi menegaskan, ITS siap mencetak sarjana teknik. Untuk dalam waktu dekat, dirinya mempunyai pikiran mencetak sarjana teknik dari diploma 3 (D3).

"Yang paling cepat menghasilkan sarjana teknik adalah dari D3 lintas jalur menjadi sarjana teknik," jelasnya.Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Like this yoo